PARENTING dan PENTING

Berbagi ilmu yang kita punya dan kita rasa biasa saja, sebenarnya bisa mengubah hidup seseorang. Saat berbagi, sesungguhnya kita akan merasakan kebahagiaan tersendiri. Sabtu, 5 Maret 2016 saya menghadiri undangan dari Resourcesful Parenting Indonesia. Dengan fasilitator Bapak Henky dan CEO 'gahol' Ibu Lucy.


Apa yang ada dalam benak kita ketika mendengar kata Resourceful dan Parenting?

Secara umum, Resourceful diartikan sebagai banyak akal, seperti selalu punya cara, punya ide, bisa dibilang enggak ada matinya. Sedangkan, Parenting adalah pengasuhan, cara setiap orang dewasa---bukan hanya yang sudah memiliki anak---membesarkan dan mendidik anak.

Resourceful Parenting Indonesia, lembaga yang didirikan oleh dr. Andyda Meliala pada 7 Maret 2011 ini memiliki visi bahwa, setiap orang dewasa memiliki kemampuan untuk membesarkan dan mendidik anak. Dan, misinya adalah membekali orang dewasa dengan berbagai sumber pengetahuan yang memadai untuk mendampingi pertumbuhan anak secara terintegrasi. RPI sendiri bergerak berdasarkan plastisitas otak dan kecerdasan majemuk. RPI memiliki mitra lebih dari 10 lembaga, di antaranya APSAI, UNICEF, BKKBN, Volunteer, Fasilitator, dan Books For Indonesia.

Tahun 2016 ini, kita dihadapkan dengan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Mau tidak mau, kita harus mempersiapkan diri, juga anak-anak yang akan lebih banyak berkompetisi di era global. Penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai puncak usia produktif pada tahun 2035. Untuk menghadapi era global, kriteria yang dibutuhkan adalah:

  • Leadership
  • Sosial Responsibility
  • Senang Belajar
  • Mampu Me-manage Informasi
  • Mampu Learn, Unlearn, Relearn
  • Berpengetahuan luas karena banyak jenis pekerjaan baru yang belum pernah ada

Plastisitas Otak

  • Otak mudah dibentuk
  • Apa yang dipelajari, akan mempengaruhi otak
  • Otak terus berkembang seumur hidup

Tidak sedikit orang tua membandingkan kecerdasan anaknya dengan anak temannya, bahkan antara adik dan kakak. Sebenarnya, setiap anak yang dilahirkan memiliki kapasitas yang sama. Memiliki 100 billion neurons dan 100 trillion synapses. Sel otak yang akan menang adalah yang sering dilatih. Jika sering marah, maka akan tercipta sel otak yang menjadikan kita tempramental. Jika selalu bersyukur, akan menjadikan pribadi yang selalu tenang, dan bisa berpikir juga bertindak positif.

Struktur neuron paling penting untuk pembelajaran yang sukses dan perilaku di sekolah dan tempat kerja:

  • Hippocampus -> Otak bagian belakang
  • Prefrontal Cortex -> Otak bagian depan

Prefrontal cortex adalah sensor yang pertama kali menerima respon. Itulah mengapa anak-anak dan remaja gampang terbawa amarah. Dalam sistem kerjanya, otak mengendalikan bagian tubuh secara berlawanan. Otak kanan mengendalikan tubuh bagian kiri, otak kiri mengendalikan tubuh bagian kanan.


Kecerdasan Majemuk

Kecerdasan majemuk terbagi menjadi 9 bagian dan dikelompokkan dalam 4 quantum:
1. Spiritual quantum: - Kecerdasan Alam
                                   - Kecerdasan Spiritual

2. Phisycal quantum: - Kecerdasan Fisik

3. Emotional quantum: - Kecerdasan Intrapersonal
                                      - Kecerdasan Interpersonal
                                      - Kecerdasan Musik

4. Intelligence quantum: - Kecerdasan Visual
                                        - Kecerdasan Bahasa
                                        - Kecerdasan Matematika

Dalam mendidik anak, pondasi pertama kali adalah orang tua dan keluarga. Orang tua yang bekerja, sebisa mungkin meluangkan waktu setiap harinya untuk berkomunikasi dengan anak. Membicarakan apa yang dilakukannya hari ini, bagaimana teman-temannya di sekolah, dan lain sebagainya. Orang tua melakukan hal-hal tersebut agar anak merasa bahwa dia disayang dan diperhatikan oleh keluarganya.

Orang tua biasanya ingin anaknya menerapkan hal-hal baik, contohnya berbicara kalimat positif. Perlu disadari bahwa seharusnya orang tualah yang lebih dulu melakukan haf tersebut. Coaching bersama Ibu Anita member dari ICF (international Coach Federation). Beliau mengatakan bahwa orang tua harus konsisten terlebih dahuulu, karena anak-anak adalah peniru yang baik. Dia akan menirukan apa yang dilakukan oleh orang tuanya, di luar itu benar atau salah.


Coaching membuat seseorang merasa 'ternyata saya bisa'. Siapa pun bisa menjadi parents yang luar biasa.




Tangerang, 07/03/2016
WD

Komentar