Festival Seni Budaya Betawi

Jakarta, kota metropolitan, yang kita tahu adalah kota sibuk, ya, sangat sibuk, seolah tak pernah tidur. Pusat pemerintahan ada di sana, gedung-gedung pencakar langit seakan menjadi koleksi ibu kota Indonesia. Di sana pula seolah berkumpulnya mal-mal besar. Jika kita tanya pada orang yang beraktivitas di kota ini pasti akan mengatakan
“Jakarta macet”, lain dengan sudut pandang orang yang berada jauh dari Jakarta, bisa saja dia mengatakan “Jakarta keren”. Nah, jadinya Jakarta itu gimana? Hahaha.... saya juga bingung, sih, kalau ditanya gitu. Aktivitas saya pun banyak di kota besar itu, selain yang saya sebutkan di atas, Jakarta juga punya keindahan, lho, coba dilihat sisi positifnya. Banyak mal, kita bisa keluar-masuk ke mana aja. Gedung-gedung kaca yang tinggi, bisa kita nikmati keindahannya, kenapa indah? Terkadang ada gedung yang memiliki struktur bangun yang unik. Apa lagi, sih, yang ada di Jakarta? Banyak banget, ada tempat wisata dari zaman Belanda, ada berbagai jenis angkutan umum, wisata kuliner di Jakarta juga bisa banget, museum-museum juga tersedia.

Hari Minggu 28 Agustus 2016 saya ke Car Free Day di bilangan Sudirman Jakarta. Pas banget ada komunitas Rujak, bukan buah-buahan, lho. Rujak itu singkatan dari Rupa-rupa Jakarta yang salah satu pengurusnya adalah David Nurbianto, yup, David Stand UP Comedy Indonesia. Jadi, Rujak ini komunitas pecinta kebudayaan Jakarta, tepatnya Betawi. Semua kesenian Betawi, kuliner, dan berbagai hal beraroma suku asli Jakarta. Di Rujak ini enggak Cuma orang Betawi, kalian tahu? David Nurbianto itu orang Padang, lho, tapi doi cinta banget sama budaya Betawi. Di kesempatan kali ini, Rujak membawa spanduk dan berjalan kaki dari FX Senayan, hingga Bundaran HI dan kembali lagi menuju FX. Untuk apa? Untuk memperkenalkan bahwa mereka ada, ya, mereka pecinta budaya Betawi.

David Nurbianto bersama PaSKI (Persatuan Seniman Komedi Indonesia) yang diketuai oleh Jarwo Kuat menggagas festival Rupa-rupa Jakarta untuk mengangkat kembali budaya Betawi yang hampir terlupakan, tergeser oleh budaya luar lebih tepatnya. Benar juga, sih, jika kita sebut Jakarta kota metropolitan, maka budaya Betawi seolah tertutup oleh hiruk-pikuk yang ada dan temaram lampu-lampu ibu kota. Cukup menyedihkan ketika kita sangat mengenal budaya yang bukan identitas kita, sedangkan kita melupakan identitas kita sendiri. Jangan sampai ketika budaya asli kita diakui oleh pihak lain baru teriak-teriak. Lanjut ke festival Rupa-rupa Jakarta, penyelenggaraan acara ini selama 4 (empat) hari saja, tepatnya tanggal 14-17 September 2016. Apa saja, sih, yang akan ada di festival itu? Banyaaak, yang pasti semua bertemakan Betawi.

Festival Rupa-rupa Jakarta juga merupakan acara pertama PaSKI ini akan ada kesenian musik Betawi, stand-stand bazar khas Betawi tapi jangan salah, tetap akan ada produk yang bukan punya Betawi. Kenapa, sih, enggak Betawi aja 100%? Enggak, dong, soalnya kata Kakak David, untuk membuktikan bahwa budaya Betawi bisa berdampingan dengan budaya lain, yang penting kita menunjukkan bahwa budaya Betawi itu ada dan harus kita jaga sebagai kekayaan asli daerah. Untuk festival ini akan diselenggarakan di Situ Babakan, tepatnya Setu Babakan zona A, Pemprov DKI menyediakan lokasi di sana. Acaranya akan dibalut dengan komedi, salah satunya dengan kehadiran BAGITO, diharapkan ada kehadiran dari komedian-komedian lainnya, biar makin seru.

Festival ini akan dibut gede-gedean, mirip PRJ gitu, tapi nuansanya bakalan Betawi banget. Pak Ahok juga konfirmasi akan datang. Nantinya akan ada lenong, teater, lomba bacot, dan masih banyak lagi. Terakhir menampilkan teman-teman dari Stand Up Comedy. Untuk ke festival ini, enggak ada tiket masuk, freee... selama tiga hari, di hari terakhir baru, deh, ada HTM tapi hasilnya akan kembali lagi untuk alokasi ke Museum Betawi.

Satu hal yang enggak kalah kece adalah, akan dibangun juga museum Betawi. Museum Betawi dibangun dari keterlibatan masyarakat, Rupa-rupa Jakarta akan menjual voucher dan barang-barang dengan diskon, lalu hasilnya akan dialokasikan untuk pembangunan museum. Kenapa mesti kayak gitu? Harapannya, sih, biar masyarakat merasa memiliki, enggak seperti museum-museum yang sudah ada, yang sepenuhnya diserahkan pengurusannya kepada pemerintah.

Harapan dengan diadakannya festival tersebut adalah menjadi event pertama yang sukses dan akan dijadikan event rutin ke depannya. Dan, ingin memberikan hiburan untuk semua orang tanpa memandang status, kaya atau pun miskin, bisa berbaur bersama. Juga akan dibangun perpustakaan, untuk membangkitkan minat baca terutama tentang budaya kita sendiri. Yang unik dari festival ini adalah, panitianya bukan Cuma orang Jakarta atau Betawi, tapi dari seluruh penjuru Indonesia, ya, sama kayak jakarta yang menampung orang dari berbagai suku. Enggak membedakan, siapa pun bisa cinta jakarta, cinta Betawi, cinta Budaya Indonesia.

RUPA-RUPA JAKARTA
“Siape Bilang Anak Jakarta Enggak Berbudaye”

Bersama David Nurbianto

Wanwancara langsung David Nurbianto tentang Festival Budaya

Foto bareng ondel-ondel, budaya asli Betawi


Komentar