Buku: Neng Koala

Selamat pagi, apa kabar saudara-saudara sebangsa dan setanah air?

Ya, ampun, sapaannya, kayak ada yang baca saja.

Mau cerita sedikit, ah, Aku ini suka banget membaca, sejak zaman flintstone pakai roda bentuk lingkaran, genre apa saja Aku baca. Tapi, makin lama tersaring, deh, aku sukanya genre apa. Tetap baca semuanya tapi hanya sedikit yang mendominasi, salah satunya kisah-kisah inspiratif gitu. Ya, pokoknya yang informatif dan enggak membosankan untuk dibaca.

Aku suka yang enggak bikin cepat ngantuk, makanya kalau nulis pun diusahakan Aku sendiri enggak bete sama tulisanku. Hahaha. Bahas buku, Aku suka kesal sendiri menatap tumpukan buku yang antri untuk dibaca, pengin melahap secepat mungkin tapi apalah daya, Aku sibuk. Eeeaaa.

Kenalin, Aku Widya Candra Dewi, boleh panggil salah satu nama dari ketiga susunan itu, oh, boleh juga panggil Aku Wichan. Teman-teman sesama Blogger banyak mengenalku dengan sebutan Wichan, tapi enggak tahu juga kalau ternyata aku yang mengira-ngira sendiri. Hihihi.

Ya, keseharianku masih sebagai Blogger, entah sampai kapan. Mungkin enggak akan berhenti, hanya sedikit mengurangi nantinya demi sesuatu yang lain. Aku mengenyam bangku kuliah, maaf enggak enggak Aku sebut gelarnya, pokoknya aku lulus dari Universitas swasta di Tangerang Selatan. Sampai saat ini Alhamdulillah masih lajang, walau kanan-kiri sudah repot dengan urusan manusia rese satu ini, ya, rese, Aku mengakui bahwa diri ini menyebalkan, tapi percayalah semua orang membutuhkan teman seperti Aku.

Oke, salah satu buku inspiratif yang sedang Aku baca adalah Neng Koala, buku terbitan Gramedia itu isinya tulisan 34 orang yang adalah mahasiswa Indonesia di Australia. Mbak Melati sebagai founder Neng Koala mengumpulkan dan menyeleksi kisah-kisah para mahasiswi dan menjadikannya buku. 

(dokpri)

Dari ratusan kisah yang masuk, terpilih 39 cerita, dan ada 4 cerita yang buat aku nangis, terharu, dan kagum sama mereka. Pertama itu kisah Ellis Indrawati "There is a Miracle in Hope". Kisahnya terlihat biasa tapi buat Aku pribadi cukup mengingatkan pada masa lalu. Ellis tahu tentang mimpinya, dia yakin bisa mencapainya. Halangan, rintangan, baik internal maupun eksternal dia rasakan demi mimpinya untuk bisa melanjutkan kuliah ke Australia. Seperti halnya Ellis, Aku pun meyakini bahwa mimpi yang terus didoakan dan diyakinkan, pasti akan terwujud.

Cerita yang kedua itu dari Anindita Dyah Sekarpuri. Kisahnya ini penuh perjuangan banget, dari anak kecil yang bukan siapa-siapa dan masa kecil yang biasa-biasa saja. Pesan dari mendiang neneknya "Semangat! Semangat! Semangat!" selalu terngiang dan menjadi pecutan untuknya meraih mimpi. Status yang sudah menikah, lalu hamil, dan restu suami menjadi hal-hal yang membuatnya hampir putus asa.

Hingga, pada waktunya, pada saat yang tepat, Tuhan memberikan kesempatan luar biasa baginya, kesempatan yang tidak akan dia siakan karena penantiannya selama ini. Melanjutkan kuliah di Australia dijadikan bukti membanggakan orang tua dan mendiang neneknya. Hiks, aku terharu banget, bukan kisah cinta sama pacar yang buat aku nangis, tapi hal-hal seperti ini pantas mendapat air mata bahagia.

Oke, lanjut!

Kisah ketiga itu dari Nadia Sarah "Tapi Kau Jangan Nakal, Aku Pasti Kembali". Nadia meninggalkan suami dan anak-anaknya demi melanjutkan kuliah di Australia. Berat, tapi semua keluarga besar sudah merestui. Mengantungi kebahagiaan dan ketenangan itu tidak berlangsung lama, dapat kabar ibunya sakit. Demi tidak membuat cemas sang anak, ibunya selalu mengabarkan baik-baik saja.

Nadia sempat ingin mundur saja dari sekolah, tapi dia terpacu lagi saat pasangan hidupnya berkata bahwa Nadia harus menyelesaikan apa yang sudah dimulainya. Sebenarnya kalimat itu berlaku untuk setiap orang yang sedang menjalankan atau melakukan sesuatu dalam mencapai tujuan hidupnya.

Kisah inspiratif terakhir "Berbeda-Beda tetapi Tetap Satu: Toleransi Beragama dan Budaya" dari Melati. Banyak hal yang kita anggap tabu dan penuh penolakan di Indonesia nyatanya menjadi hal biasa yang penuh penerimaan di luar negeri. Melati, founder Neng Koala menceritakan tentang tingginya toleransi di lingkungannya selama kuliah di Australia. Memiliki teman dari berbagai negara dan kepercayaan membuatnya semakin berwawasan, saling menghormati dan menghargai.

Ibadah dan hari raya bukan untuk diperdebatkan tapi justru untuk menyatukan melalui keberagaman. Saat Natal, semua berkumpul, merayakan bersama dan mengenal berbagai hidangan dari berbagai negara. Begitu pun saat Idul Fitri, opor ayam memanjakan lidah para mahasiswa dari luar Indonesia. Senang banget membaca kisah yang satu ini, di mana semua merasa dekat dan saling mendekap tanpa ada embel-embel keagamaan.

Bersama Mbak Melati

Buku Neng Koala ini masih punya 35 kisah lainnya, cocok banget jadi bacaan para perempuan dengan berbagai latar belakang yang ingin melanjutkan kuliah di Negeri Koala ini, atau bisa sebagai gambaran untuk di negara lain, seperti perihal budaya dan kuliner.

Aku sangat-sangat merekomendasikan buat teman-teman kuliahku yang mungkin enggak kepikiran untuk melanjutkan sekolah ke luar negeri tapi kita enggak pernah tahu bagaimana takdir membawa mimpi kita, bagaimana Tuhan bekerja untuk mewujudkan semua impian kita.

Takdir bisa berubah walau sering kali kita tak bisa menentangnya.

Judul Buku: Neng Koala: Kisah-Kisah Mahasiswa Indonesia di Australia
Penulis: Melati, dkk.
Tebal: 254 halaman + XX + Cover
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Harga: Rp 65.000
Website: www.nengkoala.id

Beberapa penulis buku Neng Koala (dokpri)

Komentar

  1. Kalau aku terinspirasi dengan kisah neng Cucu Saidah. Keterbatasannya tidak membatasi mimpinya untuk kuliah lagi bersama suaminya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju, keren ya kak, salut sama yg seperti itu

      Hapus
  2. Setelah baca buku ini, ayo Wichan juga segera berburu beasiswa buat lanjut S2 :)

    BalasHapus
  3. Saya juga suka Mbak, jatuh cinta pada pandangan pertama sama Buku Neng Koala karena warna sampulnya yang unch unch banget :-D trus setelah baca kisah-kisahnya, Ya Allah, membakar semangat...hohoho

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaa, bikin semangat banget, mbak, setiap orang punya masalah dan pencapaiannya masing2 ya.

      Hapus
  4. Dari beberapa kisah juga ada yang buat Aku menangis Ka, jadi terbuka banged wawasan dan kehidupan di benua Australia. Salah satu hopenya Aku lho sejak duduk di bangku SD, ingin berkunjung le Aussie..

    BalasHapus
  5. Semangat semangat semangat. Akupun semangat baca tulisan ini sampai akhir. Idenya mb Melati unik ya menggabungkan banyak kisah dalam 1 buku. Akupun juga sama...ga suka baca buku yg bikin ngantuk xixi

    BalasHapus
  6. jadi terinspirasi baca neng koala, isi ceritanya menggugah rasa semangaat berjuang menggapai impian, nice share mbaa

    BalasHapus
  7. Asik bisa belajar keluar negri dan meraih impian. Dukungan orangtua dan kerabat membuat semangat belajar

    BalasHapus
  8. Huhu, baca review mbak Wichan aja aku udah terharu. Jadi pengin baca bukunya langsung nih. Mana covernya manis kali warna PINK kesukaanku.

    BalasHapus

Posting Komentar

Terima kasih sudah masuk ke blog ini, sila tinggalkan komentar.
:)