Pencegahan dan Penanggulangan DBD dengan #Ayo3MplusVaksinDBD


Bulan Oktober hingga Maret biasanya di Indonesia memasuki musim hujan, selalu ada kondisi positif dan negatif di setiap musim. Sektor pertanian irigasinya terbantu, Cadangan air tanah meningkat, suhu jadi lebih dingin, udaranya lembab sehingga meningkatkan kesehatan masyarakat. Di lain sisi, dampak negatifnya juga berdampak pada kesehatan, seperti demam berdarah, diare, asma, atau juga alergi.

Salah satu dampak negatif musim penghujan adalah meningkatnya risko penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti. DBD tidak memilih di mana kita tinggal, berapa usia kita, gaya hidup kita seperti apa, dan dia ini jadi salah satu penyebab kematian tertinggi pada anak. Demam berdarah dengue sendiri dipengaruhi oleh cuaca, sebenarnya curah hujan yang sedang tetapi terus-menerus justru baik, karena air akan terus mengalir, tidak akan ada genangan, tapi hal paling utama yang bisa dilakukan untuk mencegah dan mengendalikan demam berdarah dengue adalah dimulai dari diri kita sendiri. Jaga kebersihan diri dan lingkungan, itu satu hal utama dan penting yang bisa kita lakukan.


3Mplus

Lakukan 3Mplus untuk memberantas sarang nyamuk:

1. Menguras tempat penampungan air.

2. Menutup tempat penampungan air.

3. Mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti.

4. Mencegah perkembangbiakan nyamuk, bisa dengan menggunakan kelambu saat tidur, menyalakan obat nyamuk bakar atau menggunakan lotion anti nyamuk.

 

Setelah melakuan 3Mplus, kita bisa lengkapi perlindungan dengan vaksin DBD, lho, karena demam berdarah bisa terjadi berulang, jika sudah pernah terkena DBD, tidak menutup kemungkinan akan terkena lagi suatu saat. Vaksin menjadi salah satu cara kita untuk ikhtiar menghindari DBD. Sampai saat ini belum ada pengobatan yang khusus untuk demam berdarah dengue.

Kasus demam berdarah dengue di Indonesia tahun 2023 sebanyak 114.720, paling banyak di Jawa barat. Untuk tahun 2024 hingga minggu ke-11 terdapat 35.556 kasus dengan 290 kasus kematian. Itu angka yang enggak sedikit, mengingat sekarang ini masih terhitung tri wulan pertama di 2024. Perlu optimalkan pengetahuan masyarakat tentang gejala demam berdarah dengue, dan kesadaran untuk pemberantasan sarang nyamuk.

 

6 strategi nasional pemerintah dalam pencegahan demam berdarah dengue 2021-2025:

1. Peningkatan pengelolaan vektor yang efektif, aman, dan berkelanjutan.

2. Peningkatan akses pada serta kualitas tatalaksana kasus dengue.

3. Memperkuat surveilans dngeu yang komprehensif dan pengelolaan wabah secara responsif.

4. Meningkatkan pelibatan masyarakat yang berkelanjutan.

5. Memperkuat komitmen, kebijakan, dan pengelolaan program pemerintah serta kemitraan.

6. Meningkatkan penilaian, penemuan, inovasi, dan penelitian sebagai dasar bagi kebijakan dan pengelolaan program berbasis bukti.

 

Demam berdarah dengue termasuk dalam PD3I (Penyakit Dapat Dicegah Dengan Imunisasi).

Kendalikan vector demam berdarah dengue, adalah nyamuk Aedes aegypti.

Selain vaksin ada juga teknologi nyamuk berwolbachia di 5 kota, semarang, bontang, kupang, bandung, dan Jakarta barat. Pemilihan lokasi tidak asal, semua berdasarkan analisis insiden dengue, kepadatan penduduk, keterwakilan wilayah, dan komitmen kepala daerah. Denpasar sebenarnya masuk ke dalam kota yang akan diimplementasikan program Wolbachia, namun ditangguhkan karena menunggu dukungan masyarakat dan kepala daerahnya.

Edukasi masyarakat itu penting, untuk mendukung Kerjasama yang dilakukan oleh para pemangku jabatan, dan organisasi profesi menanggulangi demam berdarah dengue.

Direktur pengendalian penyakit menular kemenkes RI, Imran pambudi menjelaskan bahwa selama tahun 2024 ini hingga bulan Maret ada 18 provinsi yang mengalami peningkatan kasus. Hmmm, pantas saja angkanya tinggi sekali, ya. Dijelaskan pula olehnya ada tiga hal yang menjadi TANTANGAN dan UPAYA pemerintah dalam penanggulangan demam berdarah dengue.

 

TANTANGAN:

1. PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) belum menjadi kegiatan prioritas atau belum optimal di daerah dalam pencegahan penanggulangan demam berdarah dengue.

2. Kurangnya anggaran untuk program pencegahandan pengendalian demam berdarah dengue di Tingkat kelurahan maupun kabupaten/kota.

3. Inovasi teknologi dengan Wolbachia dan vaksin DBD.

 

UPAYA:

1. Gerakan Inovasi PSN dengan 3Mplus, dan G1R1J singkatan dari Gerakan 1 rumah 1 jumantik (juru pemantau jentik).

2. Penguatan regulasi dan perencanaan daerah, dan melalui kemitraan.

3. Implementasi Wolbachia di 5 kota, dan rekomendasi ITAGI (Technical Advisory Group on Immunization) tentang vaksin DBD.

 

Masyarakat masih belum aware kalau PSN itu harus terus dilakukan bukan hanya sekali dua kali, apalagi cuma nunggu adanya kerja bakti, harusnya PSN sudah menjadi kegiatan rutin. Genangan air itu ada di dekat kita, coba cek genangan air di dispenser, iya, di wadah yang biasa kita letakkan gelas di atasnya saat akan mengisi air dari dispenser.

Kalau ngomongin soal vaksin, aku termasuk yang pro vaksin, bagiku vaksin itu investasi kesehatan. Vaksin memang tidak 100% menjamin tidak tertular, tetapi dengan vaksin aku sudah membuat pencegahan, dan kalaupun sudah takdir tetap tertular penyakit tersebut, vaksin akan dapat mengurangi keparahannya, akan lebih cepat pulih.

Vaksin dapat menjadi intervensi yang efektif dalam penanggulangan dengue. Untuk saat ini pemda Kalimantan Timur sudah melakukan implementasi di Kota Balikpapan, tepatnya di Balikpapan Utara dan Balikpapan Tengah. Sasarannya adalah murid SD kelas 3, 4, dan 6. Beberapa tantangan yang terjadi adalah:

1. Sasaran terbatas, tidak semua kelas dan tidak di semua kecamatan.

2. Keterbatasan jumlah vaksin yang disediakan oleh pemda Kaltim.

3. Waktu pelaksanaan pada bulan Novemmber, mendekati masa libur semester.

4. Masih ada penolakan terutama dari sekolah yang berbasis agama.

5. Harga vaksin relatif mahal.

6. Data masih kurang lengkap.

 

Aku sekeluarga sudah familiar dengan vaksin sejak bayi, sebagai bentuk usaha melindungi diri dan orang lain dari penyakit yang bisa hinggap di tubuh manusia. Kenapa kok bisa melindungi orang lain? Iya, karena vaksin itu akan membangun kekebalan tubuh terhadap penyakit menular, dan karena kita sudah vaksin sehingga akan minim sekali risiko terkena penyakit menular, ini akan berdampak besar juga bagi orang di sekitar yang tidak dapat divaksinasi karena alasan kesehatan.

Sama halnya dengan vaksin DBD, semakin banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya pencegahan dan penanggulangan DBD, maka akan terbentuk pula herd immunity atau kekebalan kelompok. Ketika sebagian besar populasi kebal terhadap penyakit menular tertentu sehingga memberikan perlindungan tidak langsung bagi mereka yang tidak kebal terhadap penyakit menular tersebut, dalam hal ini adalah demam berdarah dengue.

Jadi, bukankah mencegah lebih baik dari pada mengobati?


(dok. Pribadi)


 

Komentar

  1. beberapa bulan belakangan ini di daerah saya di bogor juga banyak yg terdampak penyakit yg dikarenakan nyamuk...

    BalasHapus
  2. kasus DBD sedang meningkat saat ini, utk itu warga lebih memperhatikan 3M saat ini

    BalasHapus
  3. Informasi yang sangat bagus..

    BalasHapus
  4. Masih kurangnya sosialisasi melalui kader kecamatan atau kelurahan kabupaten/kota dalam penanganan DBD dengan gerakan inovasi PSN dengan 3Mplus

    BalasHapus
  5. Terimakasih sudah bahas issu ini kaka. Sehat selalu

    BalasHapus
  6. Informasi yang sangat bermanfaat.

    BalasHapus
  7. DBD pada musim hujan memang banyak banget kasusnya, jadi tidak bisa dianggap sepele, kita harus melakukan upaya pencegahan dengan 3MPlus dan vaksin yang serius juga agar tidak semakin banyak korbannya.

    BalasHapus

Posting Komentar

Terima kasih sudah masuk ke blog ini, sila tinggalkan komentar.
:)