SEMAKIN JELAS TENTANG TB (Tuberkulosis)


Menjelang hari TB sedunia yang jatuh pada 24 Maret. Selasa, 22 Maret 2016 di ruang ARS LONGA gedung BALITBANG, KemenKes RI memberikan penyuluhan tentang TB, dan kita bisa berbagi informasi yang benar tentang Tuberkulosis melalui media sosial. Dr. Asik Surya, MPPM., dengan tema global Unite to End TB, dan tema Indonesia Gerakan Keluarga Menuju Indonesia Bebas Tuberkulosis. Melalui gerakan TOSS TB, apa itu TOSS TB?
TOSS TB adalah Temukan, Obati Sampai Sembuh Tuberkulosis. Robert Koch adalah penemu bakteri TB pada 24 Maret 1882, dan beliau mendapatkan hadiah nobel dalam bidang medicine pada tahun 1905.


Tujuan utama kampanye adalah meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat tentang penyakit TB. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang informasi TB, juga melibatkan dalam upaya pencegahan dan pengendalian TB. Meningkatkan kepedulian dan dukungan dari masyarakat dalam upaya-upaya pencegahan dan pengendalian TB. Meningkatkan keterlibatan pasien dan kelompok pasien TB dalam upaya pencegahan dan pengendalian TB. Kesemuanya melibatkan media sosial sebagai alat. Dalam kampanye TB, KemenKes bisa melibatkan masyarakat umum pengguna media sosial, DinKes, OrMas Sipil, Organisasi Pasien, Mitra, dan lainnya.

Fakta tentang TB:

  1. Merupakan penyakit menular langsung.
  2. Penyakit yang disebabkan oleh kuman.
  3. TB dapat disembuhkan.
  4. TB bukanlah penyakit karena guna-guna atau kutukan.
  5. Bukan penyakit turunan.
  6. TB dapat menyerang siapa saja.
  7. TB menyerang paru-paru, dapat juga ke tulang, kulit, dan sebagainya.


TB sendiri menular melalui udara. Sumbernya adalah dahak penderita. Penularan TB juga dipengaruhi oleh jumlah kuman yang tersalurkan melalui udara, lamanya kontak dengan penderita, dan daya tahan tubuh yang kemungkinan tertular. Satu orang dengan status TB aktif---dalam dahak ditemukan kuman TB---dapat menginfeksi 10-15 orang per tahun. Maka, etika ketika batuk dan bersin menjadi sangat penting. Biasakan untuk menutup hidung dan mulut menggunakan tisu atau sapu tangan. Pemerintah sendiri berkomitmen kuat pada suksesnya penanggulangan TB. Pengobatan TB harus tuntas, artinya harus sampai sembuh. Jika pengobatan tidak tuntas akan terjadi TB kebal obat atau disebut Multi Drug Resisten (MDR-TB). Nah, jika MDR-TB tidak ditangani dengan tuntas lagi akan menjadi masalah baru Xtra Drug Resisten (XDR-TB). Dalam pengobatan yang tidak tuntas ini berupa malas minum obat yang jumlahnya banyak dan besar-besar dalam jangka waktu yang tidak sebentar. Pengobatan hanya dilakukan sampai tengah jalan, dalam artian pasien merasa sudah lebih baik sehingga tidak mau meneruskan minum obat. Dan, masalah-masalah lainnya yang timbul dalam masa pengobatan.

TB sudah menjadi urusan semua orang, bukan hanya si penderita. Penanggulangan TB dengan cara-cara berikut:

  1. Gerakan TOSS TB.
  2. Pendekatan kesehatan keluarga.
  3. Motivasikan Pemda agar mengalokasikan dana untuk penanggulangan TB.
  4. Memperluas kemitraan dalam penanggulangan TB, agar cakupan TOSS makin luas.


Gerakan TOSS:

  • Penemuan dini terduga TB.
  • Mengobati sesuai standar.
  • Penyuluhan kepada keluarga dan masyarakat.
  • Penggalangan kemitraan dengan lintas sektor.
  • Mobilisasi anggota dan tokoh masyarakat.
  • Monitoring-evaluasi kegiatan yang dilakukan.


STRATEGI NASIONAL PENGENDALIAN TB:

  1. Meningkatkan perluasan pelayanan DOTS yang bermutu.
  2. Menangani tantangan TB HIV, MDR-TB, dan TB anak.
  3. Melibatkan seluruh penyedia pelayanan pemerintah, mengikuti International Standards for TB Care (ISTC).
  4. Memberdayakan masyarakat dan pasien TB.
  5. Memperkuat sistem kesehatan.
  6. Meningkatkan komitmen pemerintah terhadap program TB.
  7. Mendorong penelitian, pengembangan, dan pemanfaatan informasi stratejik.


Melanjutkan pembicaraan, Dr. Telly Kamelia, SpPD., KP. mengatakan bahwa TB itu tidak hanya paru-paru, tetapi bisa seluruh tubuh. Ada TB hati, kulit, usus, sendi, tulang, pankreas, limpa, dan masih banyak lagi. TB usus biasanya ditandai dengan diare terus-menerus.

Gejala TB Paru ada 2, gejala utama dan gejala tambahan:
  1. Gejala utama -> Batuk 2-3 minggu.
  2. Gejala tambahan -> Dahak bercampur darah, batuk darah, sesak napas, nyeri dada, badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan menurun, keringat di malam hari, dan demam.


Terdapat 5 elemen DOTS (Directly Observed Treatment Short-Course):

  • Komitmen politis
  • Diagnosa dahak mikroskop bermutu
  • Pengobatan jangka pendek dengan PMO langsung
  • Jaminan ketersediaan obat bermutu
  • RR baku untuk asesment hasil dan kinerja



KemenKes menghadirkan dua pejuang TB, mereka tergabung dalam perkumpulan PeTa atau Pejuang Tangguh. Pengobatan dilakukan di RS Persahabatan Jakarta Timur. Keduanya Menjadi penderita MDR-TB karena ketidakkonsistenannya dalam pengobatan, sehingga membutuhkan waktu lebih lama lagi untuk sembuh total. PeTa sendiri memiliki 3 program:

  1. Home visit -> Mendatangi pasien TB yang tidak mau berobat lagi.
  2. Hospital visit -> Mengunjungi teman-teman pasien TB yang baru memulai pengobatan atau sedang dalam masa pengobatan.
  3. Puskesmas visit -> Mengunjungi puskesmas wilayah timur dan selatan.



Informasi yang benar akan memotivasi orang lain untuk mencari layanan TB yang tepat.


Komentar