Kesehatan seharusnya menjadi prioritas utama, tapi mengapa banyak orang tidak memperhatikan kesehatannya demi sesuatu yang menjadi kesenangan? Ketika sakit telah menyapa, barulah kita rela menebus kesehatan dengan apapun yang kita punya. Banyak pula dari kita yang tidak terlalu memedulikan informasi kesehatan dengan alasan tidak menderita penyakit tersebut. Namun, ketika kita divonis menderita suatu penyakit, barulah pusing mencari obat ke sana ke mari. Untuk itu, sedikit saya memberikan informasi tentang tiroid.
Oleh-oleh bersama dr. Lukas, dr. Suryati Kumorowulan, dr. Imam Subekti, dan dr. Aman Pulungan di Hotel Grand Cempaka, 24 Mei 2016 melalui undangan blogger. Tiroid jika dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) artinya adalah kelenjar gondok. Jadi tiroid itu merupakan kelanjar endrokin berbentuk kupu-kupu yang terletak pada bagian depan leher di bawah jakun.
Kelenjar tiroid ini ukurannya kecil tetapi memproduksi hormon yang dapat mempengaruhi setiap sel, jaringan, dan organ dalam tubuh kita. Peran kelenjar tiroid di dalam tubuh adalah membantu menggunakan energi agar tetap hangat, serta membuat otak, jantung, dan otot juga organ lainnya bekerja sebagaimana mestinya. Pada anak-anak, hormon tiroid memiliki peran yang penting dalam perkembangan otak dan tumbuh kembangnya.
Penyebab gangguan tiroid umumnya tidak diketahui, kita harus waspada prevalensinya karena berdasarkan data diploma thesis UPT Perpustakaan Universitas Andalas, 17 juta penduduk Indonesia menderita gangguan tiroid. Prevalensi adalah jumlah keseluruhan kasus penyakit yang terjadi pada suatu waktu tertentu di suatu wilayah. Gangguan tiroid dapat mengenai berbagai usia, pada bayi baru lahir di seluruh dunia perbandingannya adalah 1:3000 kelahiran mengidap hipotiroid kongenital atau kekurangan hormon tiroid sejak lahir. Jika dalam setahun terlahir 5.000.000 bayi dengan kejadian 1:3000, maka sebanyak 1.600 bayi terlahir dengan hipotiroid kongenital dan terakumulasi setiap tahunnya. Sedangkan di usia anak-anak ≤ 15 tahun perbandingannya adalah 8:1.000.000 dan usia ≤ 4 tahun perbandingannya 1:1.000.000
Pada usia dewasa atau usia produktif, wanita memiliki resiko 10x lebih rentan terkena hipotiroid dibanding dengan laki-laki. Dalam tahun pertama setelah melahirkan, sebanyak 7% wanita mengalami masalah dengan kelenjar tiroid. Pada usia lanjut atau ≥ 70 tahun memiliki kemungkinan terkena nodul tiroid atau kelainan bentuk tiroid yang dapat bersifat jinak/ganas dan seringkali tidak ada gejala.
Tiroid memiliki bentuk gangguan yang berbeda-beda:
Kelainan fungsi, terbagi dua menjadi hipertiroid dan hipotiroid, keduanya diperiksa dengan pemeriksaan darah di laboratorium. Hipertiroid terjadi ketika terlalu aktif sehingga kelenjar tiroid akan menghasilkan terlalu banyak hormon tiroid. Sedangkan, hipotiroid terjadi ketika kelenjar tiroid kurang aktif, kelenjar tidak menghasilkan cukup hormon tiroid yang dibutuhkan untuk menjaga metabolisme tubuh.
Kelainan bentuk, terbagi dua ada struma dan nodul. Struma atau gondok adalah pembesaran kelenjar tiroid, dan nodul seperti yang dijelaskan sebelumnya.
Kanker tiroid, pada umumnya kanker tiroid merespon terhadap pengobatan, walaupun ada bagian kecil yang bisa bersifat agresif. Peradangan pada kelenjar tiroid atau tiroiditis.
Gejala HIPOTIROID:
- Pertumbuhan tulang dan gigi terhambat
- Pubertas terlambat
- Rambut rontok
- Denyut jantung rendah dan berat badan bertambah
- Sulit buang air besar
- Kurang nafsu makan
Gejala HIPERTIROID:
- Emosional dan mudah menangis
- Nafsu makan tinggi
- Berat badan menurun
- Diare
- Tangan gemetar
- Perubahan tingkah laku dan nilai di sekolah
Dampak gangguan tiroid pada ibu hamil akan menjadikan bayi mengalami retardasi mental. Dan, jika si ibu tidak sempat diobati, maka akan terlahir bayi kretin. Juga meningkatkan resiko keguguran, kelahiran prematur, dan gangguan pertumbuhan pada janin yang serius. Gangguannya pada anak-anak dapat mengalami gangguan tumbuh kembang dan perilaku. Pada usia dewasa, apabila penyakit tiroid tidak terdiagnosa dapat menyebabkan resiko gangguan kesehatan yang serius, seperti cardiovascular, osteoporosis, dan infertilitas.
Waspada tiroid dengan diagnosa dini, skrining hipotiroid kongenital pada bayi 48-72 jam setelah lahir. Konsultasi ke dokter jika menduga ada gangguan tiroid. Gangguan tiroid umumnya kondisi seumur hidup, namun bisa ditangani dengan pengobatan yang baik sejak dini. Ternyata bikin was-was juga, ya, apalagi penyakit ini tidak terdeteksi. Pemeriksaan kelenjar tiroid ini diperiksa dari bagian depan leher ke arah belakang leher. Enggak ada salahnya, kan, kita periksa kesehatan ke dokter? Lebih cepat terdiaknosa akan lebih baik. Salam Indonesia sehat.
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih sudah masuk ke blog ini, sila tinggalkan komentar.
:)