Saat ini kita hidup seolah semua bergantung pada internet,
mulai dari kehidupan sosial hingga karier. Jangankan yang bekerja, anak sekolah
pun sudah menggunakan internet untuk koordinasi penyeselaian tugas sekolah agar
lebih mudah. Internet sudah menjadi bagian hidup manusia
dan juga organisasi atau perusahaan seperti CNI. CNI juga punya tim digital marketing, karena untuk saat ini target marketnya adalah generasi millenial. Generasi millenial seolah hidupnya semua berjalan melalui jaringan internet, semua dilakukan melalui internet. Hal tersebut dimanfaatkan CNI untuk memperkenalkan produk-produk dan kemudahan dalam berbelanja.
dan juga organisasi atau perusahaan seperti CNI. CNI juga punya tim digital marketing, karena untuk saat ini target marketnya adalah generasi millenial. Generasi millenial seolah hidupnya semua berjalan melalui jaringan internet, semua dilakukan melalui internet. Hal tersebut dimanfaatkan CNI untuk memperkenalkan produk-produk dan kemudahan dalam berbelanja.
Minggu, 26 Maret 2017 Mas Gusti tim digital marketing CNI
membuka acara Blogger Gathering bersama CNI dan ISB siang itu di Plaza Festival.
Mengusung tema "Branding in the digital age", Mas Gusti memaparkan penggunaan
digital marketing oleh CNI sangat menunjukkan hasil positif. CNI menggunakan
Google Ads juga untuk mengoptimalkan penjualan. Dari Januari hingga Maret 2017
tercatat 70K fanslike di facebook, 30K followers twitter, 28.3K followers
instagram, 65K viewers youtube, dan ada 32 artikel yang me-review CNI. CNI
sudah 30 tahun namun digital marketing-nya baru berjalan selama 2.5 tahun.
Tidak hanya melalui internet, CNI juga membuat event school
to school di Jakarta, dimana programnya adalah mengajarkan digital marketing
pada anak sekolah. Mereka termasuk generasi millenial, di masa depannya akan
semakin tinggi penggunaan internet pada generasi tersebut. Memperkenalkan digital
marketing yang digunakan CNI, www.Geraicni.com menjadi tempat belanja
produk-produk CNI, enggak perlu datang ke tokonya, tinggal pesan di mana pun
dan barang akan diantar ke rumah.
Blogger Gathering kali ini dimoderatori oleh Ani Berta
dengan dua orang pembicara, Vincent yang merupakan founder helofranchise.com
dan Dewi K. Rahmayanti seorang konsultan sosial media. Vincent memberikan
materi "Membangun Branding Melalui Website", sebagai seorang yang ahli di bidang
IT ia begitu fasih dalam menyampaikan tentang website. Sejujurnya, tentang
website saya hanya paham di permukaan, dan bertambah sedikit pengetahuan saya
kali ini.
Benar dugaan saya, bahwa Blog dan Website itu berbeda. Lho,
kok, dugaan? Iya, soalnya saya enggak pernah mencari tahu arti sebenarnya dari Blog
dan Website itu sendiri. Blog itu istilah di dalam website yang berupa suatu
halaman konten berisi tulisan dengan topik spesifik yang telah ditentukan oleh
penulis. Sedangkan website merupakan situs URL yang kita akses sehari-hari
dengan memasukkan protocol www.
Untuk membuat website ada dua cara, software as a service
dan personal service. Software as a service ini membuat website menggunakan
Wix, Websitebuilder, Blogger, dan lainnya. Untuk personal service menggunakan
CMS dan Scratch. CMS itu sendiri seperti Wordpress, Joomla, dan Drupal. Dalam website
yang biasa tercantum adalah judul artikel, gambar utama, deskripsi, nama
penulis, dan total waktu setelah terbit. Jadi bukan tanggal terbit yang
terlihat, tapi total waktu seperti artikel yang terbit Januari 2015 akan
terlihat 2 years ago.
Dalam website ada komponen-komponen yang harus kita tahu.
1. Fitur
Di dalam website ada fitur-fitur penting, yaitu widget,
halaman, dan interaksi. Widget memuat antara lain, pencarian, postingan
terakhir, postingan paling populer, dan lainnya. Untuk bagain halaman memuat
tentang anda atau profil kita, FAQ, dan kontak penulis. Sedangkan pada bagian
interaksi ada kolom komentar, tombol bagikan dan like.
2. Material Design
Material design ini biasa kita temua pada smartphone. Tampilan
di android kita itu namanya material design. Tampilan pengaturan, aplikasi, dan
sejenisnya.
3. User Interface
Pada komponen user interface yang penting adalah warna,
tombol, tulisan, dan gambar atau icon. Warna di sini maksudnya adalah warna
latar dan tulisan, terserah mau gunakan warna apapun, yang pasti jika latar
berwarna gelap maka tulisan berwarna terang dan sebaliknya. Jangan gunakan
latar belakang biru dengan warna tulisan hitam, jangan gunakan latar belakang
hijau dengan tulisan berwarna kuning atau merah. Kelihatannya sepele, tapi bisa
bikin mata sakit dan lelah. Tombol yang dimaksud adalah kemudahan jika memberi
komentar, like, atau berbagi. Tulisan di sini maksudnya selain diksi tapi juga
bentuk tulisan, jangan gunakan jenis huruf yang rumit atau mirip tulisan tegak
bersambung. Disarankan menggunakan jenis huruf yang jelas dan mudah terbaca. Dalam
pemberian gambar atau icon baiknya sesuai dengan isi dari tulisan atau
identitas blog atau website tersebut.
4. User Experience
User experience ini penting banget, karena menetukan
kemudahan dan tidak membingungkan ketika menggunakannya, baik website maupun
aplikasi.
5. User Journey
Dengan adanya user journey kita bisa tahu perilaku user
terhadap situs kita, dengan begitu kita dapat terus meningkatkan kualitas dan
layanan dari website yang kita miliki. Mulai dari menyadari kehadiran kita dan
kesetiaan mengunjungi website kita.
Sesi kedua diisi oleh Dewi K. Rahmayanti yang akan membahas "Strategi Personal Branding Sosial Media". Personal branding adalah cara kita
memperkenalkan siapa diri kita kepada orang lain. Branding itu sendiri adalah
bagaimana orang lain dan kita melihat diri kita sendiri. Media sosial itu
sendiri akan menunjukkan siapa kita dari apa yang kita tuliskan atau posting.
Di US untuk hiring karyawan, 93% perusahaan mencari tahu tentang calon
karyawannya melalui media sosial yang dimiliki si pelamar.
Enggak perlu bingung mau nulis apa di media sosial, kita
bisa mulai bercerita tentang yang kita alami, jika menceritakan suatu
permasalahan, berikan solusinya. Ceritakan perjalanan ke suatu tempat atau
kuliner unik di suatu tempat. Jika sudah tahu unique selling point (UPS) kita,
konsisten saja hingga dikenal sesuai apa yang selalu kita tuliskan. Lakukan
yang berbeda dari kompetitor, dari teman lainnya, ambil nieche tertentu yang
jarang orang lain tuliskan. Ingat satu hal, jangan pernah mengangkat semua
kehidupan pribadi kita ke media sosial. Branding diri dengan hal yang kita
tahu, paham dan enjoy menjalaninya.
Personal branding itu ada 3 tingkatan:
1. Awareness, di sini orang-orang sadar dengan keberadaan kita.
2. Engagement, dimana kita mulai diketahui oleh lebih banyak
orang, mulai tebentuk branding kita.
3. Selling, tingkat terakhir yang artinya kita sukses
menciptakan branding pada diri kita, jika mendengar nama kita, orang-rang akan
langsung tahu siapa kita.
Target market ada 3:
1. Baby boomers
Generasi ini lahir setelah kemerdekaan Indonesia hingga 1964,
sudah mulai beradaptasi dengan lingkungan dan membedakan rasnya masing-masing. Generasi
ini juga sebagai penentu perubahan walau dalam skala kecil. Generasi ini lebih
suka komunikasi empat mata dibandingkan melalui telepon atau email.
2. Gen X
Generasi X ini merupakan generasi ketiga sebenarnya, lahir
1965 hingga 1980. Generasi X cenderung statis karena sudah tahu apa yang harus
dilakukan. Generasi yang melakukan kerja untuk hidup. Kebalikan dari Baby
boomers yang memilih komunikasi empat mata, Gen X ini justru lebih suka
komunikasi melalui email namun langsung pada intinya karena sangat tidak suka
hal yang bertele-tele.
3. Millenials
Generasi tech savvy ini biasanya terburu-buru, suka hasil
instan dan percaya dirinya tinggi. Berbeda dengan Gen X yang statis, generasi
millenials ini justru harus terus mencari tahu labih banyak dan bersifat kritis,
dalam segi integritas memiliki peningkatan. Dalam hal berkomunikasi lebih suka
menggunakan personal chat, dan kurang suka komunikasi langsung sehingga cocok
sebagai target digital marketing.
Untuk membuat branding, baiknya jangan cuma aktif di blog,
tapi juga di semua media sosial yang kita miliki. Dengan berbagai macam media
sosial yang berbeda fungsi, kita bisa melakukan persilangan promosi, misalnya
di facebook infokan bahwa akan ada kuis di twitter, atau di twitter infokan
channel youtube kita tentang perjalanan atau tutorial, sehingga kita bisa aktif
di semua media sosial.
Untuk pengisian konten disarankan jangan bertele-tele setiap
membuat tulisan, boleh panjang namun tetap berisi, bukan dengan kalimat yang
berputar-putar agar tulisan terlihat banyak. Untuk update di facebook maksimal
dua postingan perhari, kalau twitter dan instagram bisa banyak karena ada hestek yang
bisa digunakan sebagai pencarian. Nah, penggunaan hestek itu baiknya di
instagram dan twitter, kalau di facebook tidak akan optimal.
Untuk postingan di twitter baiknya cantumkan hestek agar
mudah dicari suatu saat nanti, foto momen penting atau uniknya, dan sampaikan
apa yang terjadi saat itu misal ada di cebuah acara. Selalu tweet fakta yang
valid, dan katakan yang follower kita tidak ketahui. Di twitter baiknya buat
hestek yang pendek karena hanya tersedia 140 karakter, bisa juga pakai hestek
yang sedang trending topic agar apa yang kita tweet bisa ditemukan dengan
hestek tersebut bisa dikatakan kita numpang hestek, dan untuk hestek di sebuah
acara sebelum memilih hestek yang akan digunakan, cari tahu dahulu apakah
hestek tersebut sudah ada yang memakai atau belum.
Jadilah ahlinya di bidang yang kita jalankan. Prosesnya pasti
lama, tapi jika susah menjadi yang ahli, jadilah super ahli.
Saya masih harus belajar nih, Kak, buat menyajikan tulisan yang gak bertele-tele. Ternyata susah juga
BalasHapusIya, sama, nulis itu mesti mikir banget.
Hapuspersonal branding itu tidak hanya sekadar imaje saja tapi juga jadi ciri khas dan karakter kita di dumay
BalasHapus*menyimak mbak :)
Iya, kayak Mas roelly sang fotografer. Hihihi
Hapusbranding diri, jd berpikir sudahkah terpenuhi syarat2 diatas.
BalasHapusBertahap Mbak, kita masih terus belajar
Hapusaku seneng banget lho bisa dateng ke acara ini waktu itu, nambah banyak ilmu soal brandingnya.. thanks to CNI dan ISB ya..
BalasHapusBener Mbak, jadi makin banyak tahu.
Hapus