Kelas Pintar Bersama: Tingkatkan Daya Saing Produk Lewat Fotografi dan Media Sosial


Pintar, siapa yang tidak ingin dinilai pintar atau menjadi pribadi yang pintar?

Kalau dilihat secara sempit, biasanya kita hanya terpaku pada nilai akademis sebagai standar gelar pintar. Dia pintar karena bisa masuk ke universitas ternama di dunia, dia pintar karena bisa lolos tes di perusahaan besar. Padahal secara umum atau luasnya, pintar itu tidak hanya terkungkung pada urusan nilai akademis saja.

Menjadi suatu kebanggaan jika kita mendapat predikat tersebut. Tapi, kembali lagi, pintar itu relatif, iya, karena pintar itu bukan berdasarkan nilai matematika, bukan berdasarkan kelancaran berbaha asing, atau hal lain yang biasanya hanya merujuk pada akademis.

Aku percaya, kita semua adalah pribadi yang pintar, siapapun kamu, dari mana pun kamu berasal, apapun pekerjaan kamu, kita semua pintar di bidangnya masing-masing, jadi jangan merasa rendah diri karena melihat seseorang berbeda dengan kamu. Bisa jadi, merekalah yang mendambakan dirimu saat ini, kepintaran yang kamu punya.

Sebutan pintar yang relatif itu karena memang tergantung pada konteksnya, ada pintar yang berarti cerdas atau pandai, ada juga pintar dalam artian terampil atau menjadi seorang ahli dalam suatu hal atau bidang. Seorang yang bijak memilih barang konsumsi juga bisa disebut pintar, ibu rumah tangga yang mampu mengelola uang juga bisa menyandang sebutan pintar. Zaman yang serba digital ini peran teknologi sudah mengambil porsi yang besar di hidup manusia, nah bagi mereka yang mampu mengoperasikan perangkat-perangkat itu juga pintar, pintar dalam hal teknologi, atau bahkan teknologinya itu sendiri yang pintar, iya teknologi pintar, seperti smartphone yang hampir dimiliki oleh seluruh lapisan masyarakat.

Salah satu cara supaya jadi orang yang punya kebanggaan tersebut adalah dengan tidak berhenti belajar, baik formal maupun informal, karena menurutku semua orang bisa menjadi guru dan juga bisa menjadi murid, tinggal kitanya saja ingin atau tidak. Seperti mengikuti seminar, grup diskusi, berita terkini, atau workshop.

Enggak sulit untuk mencari kelas-kelas informal yang menyediakan berbagai ilmu yang kita butuhkan. Kali ini aku ikutan Kelas Pintar yang diselenggarakan oleh Kredit Pintar. Tema yang diangkat itu “Tingkatkan Daya Saing Produk Lewat Fotografi dan Media Sosial”. Dari temanya sudah jelas bahwa ini soal keahlian dalam menyajikan konten dalam bentuk visual, ilmu ini penting banget dimiliki para pemilik usaha, meskipun masih kecil seperti UMKM yang baru merintis, kemampuan yang satu ini enggak boleh disepelekan di era digital saat ini.

Nita Kurnia, SE., LUTCF.


Nita Kurnia, seorang penggiat UMKM dan fotografer produk jadi nara sumbernya kali ini. Beliau memberikan materi soal menciptakan foto yang terbaik untuk produk yang kita jual. Kemampuan yang seperti ini termasuk ke dalam pintar kategori keterampilan dan keahlian, karena ini fokus di suatu bidang, yaitu fotografi.

Fotografi buat UMKM adalah sebuah cara untuk bisa beradaptasi, iya, beradaptasi dengan perilaku konsumen saat ini. Tidak dipungkiri, kita lebih sering mencari akun media sosial suatu produk jika ingin tahu lebih lanjut soal produk tersebut, dari media sosial pula kita akan menilai seberapa profesional pemiliknya, lagi-lagi dilihat dari foto produknya.


Bagi UMKM, harus perhatikan ini:

1. Kenali produk

Jangan asal jualan, jangan cuma ikutan orang saja, tetapi kita harus paham apa yang kita jual, pengetahuan tentang produk menjadi dasar utama untuk kita bisa menentukan mau bagaimana selanjutnya.

2. Segmentasi pasar

Setelah kenal produk yang kita jual, di sini kita cari tahu siapa segmentasinya. Jual pakaian, segmentasinya kalangan menengah atas atau kalangan menengah ke bawah? Jual makanan, segmentasinya orang yang makan makanan sehat atau siapa? Harus jelas di sini segmentasinya.

3. Media sosial / Market Place

Teknologi terus berkembang, bagi para pelaku usaha harus bisa memanfaatkan untuk mempromosikan produknya. Selain lebih murah biayanya, cara ini menjangkau pasar lebih luas.


Dari apa yang disampaikan Ibu Nita Kurnia, untuk dapatkan foto produk yang berkualitas penting untuk memerhatikan:

1. Latar belakang

Untuk latar belakang atau background ini perlu dipiirkan juga, jangan sampai warnanya lebih kuat dari warna produk, sehingga produk menjadi tidak on point.

2. Gunakan Model

Untuk produk seperti pakaian atau kosmetik ada baiknya menggunakan model untuk foto produk. 

3. Cahaya

Cahaya memang sangat memngaruhi hasil foto, sekalipun pengambilannya di luar ruang, jika tidak tepat pencahayaannya, hasil tidak akan maksimal, untuk cahaya ini ada waktu-waktu tertentu yang pas banget.

4. Tema Foto

Berikan pernak-pernik pendamping, agar terlihat estetis, jangan sampai berlebihan, atau tidak ada hubungannya dengan produk. Niatnya mempercantik, eh, yang lihat malah jadi gagal fokus, yang pasti harus jelas tema fotonya.

5. Sudut Pandang

Eksplor sekeliling untuk foto produk, yang bagus dan sesuai. Satu hal ini penting banget. Memfoto produk itu tidak bisa satu kali, tetapi berkali-kali di ambli dari berbagai sudut, kanan, kiri, depan, belakang, atas, bawah, posisi diagonal, dan sebagainya. Hal tersebut dilakukan demi mendapatkan detail produk yang sesuai dilihat dari berbagai sudut pandang.

6. Editing

Agar terlihat lebih cantik, jernih, warnanya lebih keluar, diperbolehkan menggunakan perangkat untuk menyunting foto, atur kecerahan dan kawan-kawannya agar hasil foto yang akan digunakan lebih maksimal.


Kurang lebih seperti itu poin yang aku dapatkan soal fotografi produk di Kelas Pintar dari Kredit Pintar. Bagi UMKM, kemampuan fotografi itu jadi aset berharga, karena ini menjadi manfaat dalam memasarkan produk. Seperti sebelumnya aku bilang, kalau foto yang ada di media sosial itu menunjukkan seberapa profesionalnya pemilik usaha.

 

Dari awal aku sebut-sebut Kredit Pintar, siapa sih dia?

Apakah dia pengguna kredit yang cerdas? Layanan keuangan? Atau apa sih?

 

Jadi, begini….

Kredit Pintar itu sebuah layanan keuangan digital atau platform pinjaman online, dia menggunakan teknologi untuk bisa memberikan layanan kredit yang lebih efisien dan cepat ke nasabahnya. Kredit Pintar ini menawarkan pinjaman mulai dari Rp 600.000 hingga Rp 20.000.000 tanpa jaminan dengan lama pinjaman mulai dari 2 bulan hingga 12 bulan. Aplikasinya bisa diunduh di Google Playstore dan Apple store.

Untuk para pelaku UMKM yang butuh dana cepat untuk tambahan modal bisa menggunakan Kredit Pintar, karena memang cepat sekali pencairan dananya dalam 24 jam. Untuk pertanyaan dan info lebih lanjut, bisa langsung ke website Kredit Pintar.

Camera, Microphone, dan Location. Tiga hal ini yg hanya akan diakses oleh Kredit Pintar. Jadi mereka enggak akan main ambil data kita kayak yang dilakukan oleh pinjol ilegal. 

Arsya Helmi - Regulatory Compliance Kredit Pintar


Pinjaman online yang diawasi OJK itu jelas peraturannya, seperti yang dijelaskan oleh Mas Arsya Helmi, kalau pinjaman online yang ilegal itu punya call center, untuk bunga maksimal 0.3% per hari, dan biaya keterlambatan per hari itu 0.3% juga. Nah, untuk maksimal pembayaran itu 100% dari pokok pinjaman. Semisal, nasabah meminjam uang Rp 1.000.000 maka maksimal pembayaran adalah Rp 2.000.000, enggak akan lebih dari 100%.

Ayo, mulai bentuk Personal Branding dan besarkan usahamu sekarang!

 


Komentar