Perhatikan ini Sebelum Bisnis Bareng Dia


Ceritanya saya sedang berbincang dengan beberapa orang teman di dunia nyata. Obrolan iseng yang malah seolah memberi motivasi kami, ya, motivasi untuk bekerja sama. Sebutlah terencana suatu usaha yang akan kita bahas lebih lanjut. Kurang lebih saya paham dunia tersebut, suka-duka dan carut-marutnya berwirausaha. Dari beberapa orang tersebut, sepertinya saya yang lebih banyak bicara, dalam artian menyaut jika ada hal yang mungkin sebenarnya mereka lebih paham dari saya. Oke, bahas tentang buka usaha bareng temen, hmmm, yakin? Kalau iya, coba lanjutin baca dulu, deh.

Biasanya kita menjalankan usaha dengan orang lain karena untuk menggabungkan kekuatan, antara kelebihan yang kita punya dan kelebihan orang tersebut. Kelebihan di sini bisa dalam bentuk materi maupun ilmu. Jika anda memiliki ide untuk membuka usaha, dan tahu celah-celahnya namun terkendala dengan modal, anda bisa ajukan proposal atau minimal bincang ringan dahulu dengan orang lain yang anda kenal dan memiliki potensi di bagian modal.

Hal-hal yang saya tulis di bawah ini hanya sebagian yang perlu diperhatikan dalam menjalankan usaha dengan orang lain.

1. Bisnis itu enggak kenal status.
Bukan status menikah atau belum tapi status hubungan dengan seseorang, seperti teman, sahabat dekat, pacar, suami, istri, saudara kandung, juga saudara satu garis keturunan. Kenapa enggak kenal status? Karena mau dengan siapa pun, bisnis ya bisnis, semuanya tetap harus pakai hitungan.

2. Sekecil apapun pengeluaran harus dicatat. 
Serius ini, termasuk ngasih receh ke pengamen. Semua data pengeluaran dan pemasukan harus tercatat jelas.

3. Tinggalkan rasa tidak enakan. 
Bisnis itu enggak bisa pakai rasa enak dan gak enak, semua harus jalan pada tempat dan porsinya. Jangan karena anda kenal baik dengan orang tersebut lalu anda melanggar peraturan yang telah dibuat bersama. Pernah, kan, anda melihat orang yang tidak bisa menegur seseorang hanya karena merasa tidak enak lantaran orang tersebut adalah paman misalnya, padahal sudah jelas si paman melakukan kesalahan yang bisa merugikan bisnis.

4. Harus ada hitam di atas putih. 
Jangan pernah menjalankan bisnis yang joinan, tanpa ada perjanjian hitam di atas putih. Tuliskan semuanya, mulai dari modal hingga pembagian kerugian dan keuntungan.

5. Siapkan mental kecewa. 
Tidak ada yang mau menerima kejadian yang tidak diharapkan pastinya, tapi kita juga enggak bisa menolaknya jadi harus ditanggulangi andai di kemudian hari ada peristiwa yang cukup mengecewakan. Jadi, di awal sudah harus siap untuk kecewa, bukan berarti saya meminta untuk kecewa, saya tekankan sekali lagi ini sebagai penanggulangan dari terjadinya hal yang tidak diinginkan di kemudian hari.

6. Siapkan dana lebih. 
Siaplan dana lebih minimal cadangan untuk satu tahun ke depan. Kenapa? Soalnya kita belum tahu setahun pertama ini bagaimana bisnis kita dan berapa omzetnya. Bisa jadi pas-pasan untuk biaya produksi, atau bahkan malah merugi dan diperlukan tambahan modal. Mungkin saja omzet satu tahun belum bisa menutupi tempat sewa, atau ada kewajiban lain yang belum dibayarkan.

7. Jangan menanyakan atau meminta dividen di setiap bulan. 
Ingat, 5 tahun pertama jangan berharap keuntungan. Justru di tahun-tahun awal anda akan berada pada fase yang sangat menguji, hingga tidak sedikit entrepreneur yang jatuh karena tidak siap dengan hal-hal semacam ini.

8. Tanyakan tanggapan tentang berbisnis. 
Sebelum memulai usaha bersama, coba tanyakan kepada orang yang ingin anda ajak atau mengajak anda memulai usaha, apa alasan dia ingin memulai usaha? Kalau dia bilang sudah lelah bekerja sebagai karyawan, dan ingin lebih santai, saya sarankan sudahi saja pembicaraan anda dengan dia, karena usaha kalian tidak akan berjalan lancar. Tahu kenapa? Gini, lho, enggak sedikit orang yang bilang kalau punya usaha sendiri itu enak, kita enggak kerja. Wah! Perlu dicari tahu buku apa yang dia baca, karena itu salah besar. Justru dengan membuka usaha sendiri di situ kita kerja mati-matian demi bisa membeli nasi padang Rp 20.000,-. Enggak percaya? Silakan coba sendiri, jika anda tetap pada pendirian anda yang jelas-jelas salah, apakah rekening anda akan terus meningkat nominalnya?! Kalau iya, tolong ajari saya. Karena dalam bisnis, tidak ada yang bisa menjamin bahwa hari ini kita akan dapat uang dan usaha yang kita jalankan akan terus berjalan lancar.

Oh, ya, saya enggak bermaksud untuk membuat anda curiga dengan calon rekan bisnis anda, tapi bisa dijadikan sebagai pandangan ke depan kira-kira apa yang bisa diprediksi. Lain halnya jika anda ingin join dengan teman anda yang sudah paham dengan dunia bisnis, insya Allah bisnis anda dalam lindungan-Nya selama bisnis yang anda jalankan itu baik dan sesuai etika dalam dunia bisnis. Dalam berbisnis itu ada 3 hal yang harus ada dan tidak bisa dipisahkan, yaitu Knowledge, Culture, dan Religious, gabungkan ketiganya dan anda akan mendapatkan sesuatu yang luar biasa.

Jangan lupa, ya, selalu ada pengekor dan kompetitor di setiap lini bisnis. Bisnis itu masalah kreatifitas, ide, dan inovasi yang dikembangkan. Jadi pebisnis itu artinya anda dituntut mencari celah pasar setiap saat, baca apa yang mereka mau, pikirkan, dan wujudkan.


Salam Pemasaran,

Komentar

  1. iya makanya itu, saya kalau bisnis, mending sendirian ga usah pakai rekanan..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Biar untung rugi dirasa sendiri aja ya mbak.

      Hapus
  2. Bener, harus tetep waspada kalau sudah menyangkut yang namanya uang itu. Meskipun sama teman terdekat sekalipun, karena ga menutup kemungkinan hal buruk terjadi. So mending diantisipasi dan siap dengan segala resiko ya sebelum memulai semuanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener, mbak. Keduanya harus siap mental, harus sadar diri dan punya tujuan sama.

      Hapus
  3. Iya banget.... Aku dah gagal sekali. Berujung gak enak kali mau.ngobrol aoalagi ketemu. Ahahah... Tp aku bs apa.udah kejadian sih.... Pokoknya selanjutnya g mau sembarangan. Kudu bener2 cari yg komitmen dan akunya kudu konsisten...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya harusnya biasa aja sih, kan namanya merintis ya resikonya banyak. Profesional aja.

      Hapus
  4. Noted!
    Setuju sama semua point di atas, sangat mencerahkan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga yg mau buka usaha, sudah berpikir matang2.

      Hapus
  5. nah..kan mental enterpreneur itu masih sulit diterapkan. termasuk saya, padahal berhasrat bgt pingin punya bisnis dari dulu2

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisnis itu dijalankan, bukan dipikirkan. Hihihi

      Hapus

Posting Komentar

Terima kasih sudah masuk ke blog ini, sila tinggalkan komentar.
:)