Rianto (dok. Kompas.com) |
Akhirnya, setelah sekian waktu pengin banget nonton film Kucumbu Tubuh Indahku, enggak tahu harus nonton di mana, kalau cari info ada sih di Jakarta Selatan, tapi enggak pernah sempat dan si korona datang, ya sudah kupasrah saja. Dan, pas iseng cek di bioskop online, eh ada dooong, senang sekali aku. Hahaha.
Durasi filmnya 1 jam 45 menit ya kurang lebih, di akhir film
ada keterangan kalau ini diangkat dari kisah nyata Rianto dan beberapa kelompok
tari, beliau seorang koreografer dan penari tradisional di Jawa, dari bahasanya
sih itu Jawa Tengah perbatasan Jawa Barat.
Nah, film besutan sutradara Garin Nugroho ini menuai
kontroversi banget, iya jelas karena ini film LGBTQIA. Buat kalian yang antipati
sama LGBTQIA mendingan enggak usah nonton, daripada cuma menghujat karya seni. Iya,
untukku pribadi film ya film, sebuah karya seni, pun lengger, mereka adalah
pekerja seni, dunia hiburan. Dan, film ini ditolak banget, padahal bagus banget
filmnya. Jangan buta, LGBTQIA itu ada di seluruh dunia, entah dari zaman kapan,
kisah film ini benar adanya, Warok dan Gemblak.
(Potongan Adegan) |
Wahyu Arjuno yang kerap disapa Juno, sejak kecil hidupnya kayak enggak ada
arah, enggak tahu mau ke mana dan harus bagaimana, penuh dengan trauma masa
lalu. Kalau mikir, diri sendiri enggak beruntung, si Juno ini apes banget dari
kecil, dia harus pindah kesana-kemari, tinggal bersama siapa saja, hidupnya
mengikuti ke mana arah angin membawanya.
Apa cuma sekadar seksualitas?
Enggak sama sekali, ada politik juga di sini, segala cara dipakai untuk dapat kekuasaan, untuk dapat pengakuan posisi tinggi di masyarakat. Tapi ingat, yin dan yang selalu bersama, kebahagiaan dan kesedihan selalu bersisian, tawa dan derita juga beriringan. Yang terlihat baik-baik saja, ternyata dia hanya menghapus jejak dengan sangat rapi.
Setiap kita punya perjalanan masing-masing, diwarnai
kebahagiaannya sendiri dan duka yang sesuai dengan seberapa kuat kita. Juno
mengajarkan untuk jalani saja hidupmu, jadi siapa diri kamu, dirimu adalah
kekuasaanmu. Orang lain bisa memerintah, tapi tetap kamu yang memutuskan.
Film ini dialognya pakai bahasa Jawa, tapi ada sub sub bahasa
Inggrisnya, jadi buat yang enggak ngerti bahasa Jawa yang digunakan dalam
film, tetap bisa menonton. Musik dalam film juga mendukung banget deh, eh ada
sih satu scene yang musiknya enggak cocok, lupa tapi bagian aman dan lagunya
apa.
Latar tempatnya aku suka banget, kangen kampung ih jadinya. Alas-alas
gitu, banyak pohon, rumah-rumah dari kayu, gedek, semi permanen, masak pakai
kayu bakar. Ah, kayak damai banget suasananya.
Rianto (Juno yang sedang berkisah) |
Eh, satu hal. Juno keren deh selama dia berkisah, treatikal
banget bahasa sama gerakannya. Sebelum bertanya-tanya, kok beda mukanya? Iya,
Juno yang berkisah dan Juno yang memerankan dirinya itu beda orang. Yang berkisah
itu Rianto, sedangkan yang ada di filmnya itu Muhammad Khan.
Film yang meraih penghargaan Piala Citra untuk Film Cerita
Panjang Terbaik FFI 2019 dan Pemeran Utama Pria Terbaik ini, bagus buat
ditonton, nikmati nilai seninya, dan ambil pelajaran dari sebuah perjalanan
hidup. Ini film 17+, tapi aku lebih setuju jika ditujukan untuk kalian yang
siap berpikir dari berbagai sisi, bukan masalah usia.
Judul Film: Kucumbu Tubuh Indahku
Sutradara: Garin Nugroho
Cast: Muhammad Khan, Raditya Evandra, Rianto
Wahhh kupikir cuma ditampilkan di bioskop offline aja, ternyata di web bioskoponline juga ada ya.. Auto langganan sih hha
BalasHapusiya kak, senang akhirnya bisa nonton ini.
Hapus